Menentukan gelar Liga Premier

Menentukan gelar Liga Premier

Menentukan gelar Liga Premier. Bagaimana satu jendela transfer tentukan gelar Liga Premier
Tidak ada yang kalah, dan semuanya orang kalah. Tersisa laga paling besar musim Liga Premier — Arsenal versus. Manchester City Pekan kemarin — tidak bermanfaat.

Pada musim 2023-24, rerata laga tampilkan 27 shooting dan 3 gol lebih. Semuanya orang, di atas dan di bawah meja, cetak gol untuk bergembira. Tetapi di laga ke-2  di antara dua team terbaik di liga? Arsenal dan Man City dipadukan untuk 18 eksperimen dan tidak ada 1 gol juga. Tiga shooting pas target kombinasi mereka adalah yang sedikitnya di semua laga musim ini.
Kami menanti dua minggu karena itu ? Dan buat apa?

Kemenangan 2-1 Liverpool menantang Brighton pada hari kemarin pada akhirnya memberikan mereka keunggulan dua point di tabel Liga Premier atas team rangking ke-2  Arsenal, dan beda tiga point dari team rangking ke-3  City. Tetapi, walau Arsenal ketinggalan di klassemen, laga ini bukan sebuah ketidakberhasilan untuk mereka. Dua laga mereka awalnya di Etihad ialah kekalahan 4-1 dan kekalahan 5-0 — hasil seimbang 0-0 yang menjemukan ialah sebuah perkembangan.

Tetapi, ini semestinya jadi peristiwa di mana Man City stop bermain, mengubah kondisi, dan merusak tersisa liga sama seperti yang selalu mereka kerjakan. Kebalikannya, laga hari Minggu – digabungkan laga di Anfield di hari laga Liga Premier awalnya – nampaknya memperjelas hal kebalikannya: baik Arsenal atau Liverpool sudah memburu Manchester City.

Menentukan gelar Liga Premier

Menentukan gelar Liga Premier

Bagaimana Man City — team yang memenangi treble satu tahun lalu dan dikatakan sebagai club Inggris terbaik selama hidup — mendadak kehilangan keunggulan? Ini diawali dan disudahi apa yang terjadi musim panas kemarin. Berikut argumennya dan bagaimana jendela transfer tahun kemarin tentukan pemburuan gelar Liga Premier sekarang ini.
Bagaimana Man City makin tersuruk dan pesaingnya makin membaik
Berdasar metrik perform paling simpel yang kami punyai, ini ialah team Manchester City terjelek di zaman Pep Guardiola.
Argumen kenapa Guardiola jadi pelatih yang tentukan di zaman kekinian — seorang yang nampaknya sanggup bertahan semakin lama dari banyak pesaing managerial — bukan lantaran teamnya efektif di muka gawang, atau karena mereka temukan langkah untuk memenangi laga yang semestinya tidak mereka kerjakan. , atau karena mereka mengetahui langkah main di laga besar, atau hal yang lain tidak berbentuk semacam itu. Tidak: teamnya terus menang karena teamnya membuat kesempatan yang lebih bagus dibanding rivalnya, dengan beda lebih besar dibanding rivalnya, berkali-kali.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *