USMNT tidak sebaik yang dipikirkannya setelah tersingkir dari Copa America

USMNT tidak sebaik yang dipikirkannya setelah tersingkir dari Copa America

USMNT tidak sebaik yang dipikirkannya setelah tersingkir dari Copa America. Kenapa USMNT tidak sebagus yang dipikirkannya sesudah tersisih dari Copa America
Kelihatannya mereka betul-betul dapat melakukan.

Gerakan itu diawali di daerah pertahanan mereka sendiri dan berjalan sepanjang nyaris semenit penuh. Gerakan itu mengikutsertakan 13 umpan secara beragam tingkat kesukaran, membawa bola dengan sabar di depan, mengoperkannya dari kiri ke kanan. Dorongan awalnya ke gawang dihentikan, kepenguasaan bola berputar-putar undur, tapi selanjutnya ada cukup ruangan: Seorang playmaker kuasai bola saat 1/2 berputar-putar antara garis pertahanan dan baris tengah, mengoperkan bola inovasi ke striker tengah, yang sentuhan pertama kalinya yang prima hasilkan penuntasan yang tenang melalui penjaga gawang di tiang dekat.

Tersebut semuanya yang kami harapkan dari Amerika Serikat sepanjang tahun: kekuatan semua team untuk membuat kesempatan dari kepenguasaan bola yang sabar, seorang dengan misi untuk lakukan umpan yang pas disekitaran tempat penalti, dan seorang striker yang hendak lakukan lari yang pas dan menuntaskan kesempatannya. Itu tiba di saat yang pas pula; nampaknya gol itu akan menggerakkan Amerika ke perempat final Copa América.

Sayang, gol itu tidak betul-betul diciptakan oleh team Amerika. Sepanjang dua atau tiga menit di set ke-2  di hari Selasa, Bolivia menyamai posisi dengan Panama 1-1, sedangkan AS belum juga cetak gol dengan Uruguay. Gregg Berhalter dan Co. melesat! Sampai gol Uruguay dari bola mati, di ikuti oleh 2 gol kembali oleh Panama, dan… musibah.

USMNT tidak sebaik yang dipikirkannya setelah tersingkir dari Copa America

AS tiba ke kompetisi dengan kesempatan sekitaran 85% untuk maju, tetapi mereka barusan tersisih dari Copa América di sesi kualifikasi group dengan kekalahan 1-0.

Tetapi, sebetulnya bukan itu permasalahannya. Beberapa hal aneh bisa terjadi di kompetisi internasional — bahkan juga pada team terbaik. Permasalahan lebih besar ialah langkah mereka bermain — bukan hanya kalah dalam laga yang perlu dimenangi di kandang sendiri, tapi cuma melepas delapan shooting dan tidak membuat satu juga kesempatan penting. Uruguay ialah team yang baik, tapi tidak sama Prancis atau Argentina.

Pasti, ada beberapa pertanyaan mengenai kepelatihan, tapi dengan 2 tahun sisa sampai Piala Dunia dan tidak ada laga bersaing yang lain berharga riil sebelumnya, angkatan emas. USMNT nampaknya akan terjerat.

Silahkan kita kembali lagi ke, ucapkanlah, tahun 2019 atau awalnya tahun 2020. Saat lebih simpel untuk semuanya orang, termasuk sedikit pemuda sebagai pemain sepak bola elit Amerika.

Pada posisi pucuk, ada Christian Pulisic. Sesudah tiga musim remaja yang berhasil sukses bersama. Borussia Dortmund , dia membuat keputusan yang semestinya membuat takut fans internasional mana saja: dia tanda-tangani kontrak dengan. Chelsea dengan harga €64 juta.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *