Rencana Arsenal berhasil di Man City. Gagasan Arsenal sukses di Man City, penderitaan Bayern Munich makin dalam
Akhir pekan awal sepak bola club sesudah interval internasional selalu melipur. Dan akhir minggu Eropa ini kali juga begitu karena kami memperoleh rangkaian hasil besar dan tentukan di beberapa liga besar. Arsenal bimbingan Mikel Arteta membuat frustrasi Manchester City dan Pep Guardiola dalam hasil seimbang 0-0 di hari Minggu yang tidak memberikan keuntungan ke-2 team dalam pemburuan gelar Liga Premier. ( Kemenangan 2-1 Liverpool atas Brighton di hari itu memberikan The Reds keunggulan tipis dengan 9 laga sisa.)
Di Jerman , situasi hati Bayern Munich berbeda dari jelek jadi lebih jelek saat Xabi Alonso umumkan jika dia bertahan di dalam Bayer Leverkusen (meskipun ada hubungan dengan tugas di Bavaria) dan mereka kalah di kandang dari Borussia Dortmund untuk pertamanya kali semenjak 2014 dalam performa yang lemas. Anda tidak menginginkannya dari raksasa Jerman. Di Italia. Juventus tersuruk lebih jauh dengan kekalahannya dengan Lazio yang semestinya membuat masa datang tiap pemain — dan manager Max Allegri — di club ditanyakan, dan Real Madrid menyepelekan Athletic Klub walaupun Vinicius mangkir karena skorsing.
Pada tempat lain, ada dasar perbincangan untuk Barcelona , Milan, Chelsea , Tottenham dan Liverpool. Ini Senin. Reaksi Gab Marcotti pada peristiwa paling besar pada dunia sepak bola.
Rencana Arsenal berhasil di Man City
Netral mungkin sedikit jemu — khususnya di set pertama kali yang menjemukan — tetapi jangan salah, pembongkaran personil dan pendekatan Mikel Arteta ialah hal yang diperlukan Arsenal di Etihad. Ia geser Gabriel Jesus melebar, mainkan Kai Havertz di tengah-tengah dan memberi dianya empat pemain depan (jika Anda menambah Bukayo Saka dan Martin Odegaard) yang mobile dan efisien sebagai baris pertahanan pertama. Membuat perlindungan kutub Declan Rice dan Jorginho. dan empat bek yang dalam.
Penataannya bermakna memercayakan serbuan balik dan mengaku kepenguasaan bola lebih dari umumnya, tetapi itu sukses. Laga usai 0-0, dan Manchester City ditahan di bawah 1,00 gol yang diharap di kandang sendiri di Liga Premier untuk ke-2 kalinya pada hampir setahun.
Lebih bernilai , Arsenal memperlihatkan secara tepat apa yang menurut beberapa kritikus kurang dipunyai pemain mudanya: kedewasaan. Baja. Dan disiplin. Anda tidak mau Arsenal bermain semacam ini selama waktu, tetapi di hari itu ialah keputusan yang akurat. Menghilangkan penimbunan dampak negatif dan tentukan serbuan balik — saat ia serang mereka diakhir laga dengan winger baru. Bila Leandro Trossard melepas bola lebih cepat. Mereka kemungkinan cetak gol kemenangan — dan bola mati, di mana Arsenal ialah team terbaik di liga.