Berita bola Eropa Xhaka menjadi kunci gelar Leverkusen

Berita bola Eropa Xhaka menjadi kunci gelar Leverkusen

Berita bola Eropa Xhaka menjadi kunci gelar Leverkusen. Informasi sepak bola Eropa: Kenapa Xhaka jadi kunci gelar Leverkusen
Ini ialah akhir minggu sepak bola Eropa lainnya dan, saat kita makin dekat sama musim akhir, beberapa club sudah raih sejumlah piala, dan ada satu club yang sanggup raih gelar mereka dengan ke-2  tangan!

Di hari Minggu, Bayern Leverkusen mengusung gelar Bundesliga pertama mereka untuk akhiri cengkraman Bayern Munich di liga. Manchester United menaklukkan Chelsea untuk melesat ke final Piala FA Wanita , dan Arsenal menaklukkan Bristol City di Liga Super Wanita.

Di hari Sabtu di Spanyol, Real Madrid raih kemenangannya pada Mallorca yang membuat mereka makin dekat sama gelar LaLiga yang lain. Sedangkan Barcelona menaklukkan Cadiz untuk tempatkan mereka dalam perform yang bagus saat sebelum putaran kedua 
Di Jerman, Bayern Munich tunda perayaan awalnya kemenangan Bayer Leverkusen di Bundesliga dengan kemenangan mereka atas Cologne dan di Wales, itu ialah waktu acara pesta saat Wrexham amankan promo yang lain , ini kali ke League One.
Orang yang dibuang Arsenal menolong Bayer Leverkusen memenangi kejuaraan pertamanya
Beberapa ribu fans banjiri BayArena Leverkusen pada Minggu malam. Rayakan kemenangan pertama club itu di kejuaraan Jerman. Perjalanan monumental Bayer Leverkusen sudah capai pucuk pertama kalinya, dengan 2 gelar kembali – DFB-Pokal dan Liga Eropa UEFA – ada dalam capaian. Sudah pasti, nama Xabi Alonso telah jadi pembicaraan semuanya orang. ingat bagaimana bekas pemain tengah kelas dunia itu sukses mentransformasi Leverkusen jadi team yang seakan tidak pernah kalah.

Berita bola Eropa Xhaka menjadi kunci gelar Leverkusen

Tetapi, walaupun banyak sanjungan yang diterima manager berumur 42 tahun itu, ia tidak dapat melakukan tanpa satu kelompok pemain yang hebat. Dapat disebut, salah satu pemain yang paling tampil mengagumkan musim ini ialah Granit Xhaka. Kepindahnya pemain berumur 31 tahun itu dari Arsenal ke Leverkusen musim panas lantas mungkin terlihat seperti sebuah kemerosotan untuk seorang pemain tengah tua yang menyaksikan tulisan pada dinding saat Arsenal memburu Declan Rice.

Tetapi rupanya kepindahnya ke Leverkusen adalah hal yang prima untuk Xhaka. Yang pernah bermain untuk Borussia Mönchengladbach di Bundesliga pada awal kariernya. Dibanding cuma jadi figure simpatisan di Arsenal. Xhaka sudah temukan dianya dalam peranan kepimpinan di Leverkusen. Di masa silam. Warga asli Basel ini kerap jadi informasi khusus karena pribadinya yang terang-terangan dan pengakuannya yang memiliki muatan politik. Tetapi ia hanya seorang pimpinan sejati dan penolong untuk Alonso semenjak kehadirannya.

Ditambahkan lagi. Dia sudah menunjukkan jika dia bisa jadi pemain tengah type Alonso dalam mekanisme taktis Leverkusen. Selama musim, Xhaka sudah memperlihatkan bagaimana dia sanggup membaca lapangan dengan baik sekali dan sedikit lakukan kekeliruan saat membuat permainan. Florian Wirtz dan yang lain mendapatkan banyak faedah dari kontribusi Xhaka di baris belakang. Dengan IQ sepakbola dan stabilitas performnya. Xhaka merealisasikan keberhasilan Leverkusen di bawah bimbingan Alonso. –Konstantin Eckner

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *