Joselu bukanlah pahlawan kebangkitan Real Madrid di UCL

Joselu bukanlah pahlawan kebangkitan Real Madrid di UCL

Joselu bukanlah pahlawan kebangkitan Real Madrid di UCL. Joselu bukan pahlawan, tetapi kebangunan Real Madrid di UCL tidak dapat dijauhi

  • Saat sebelum putaran kedua semi-final Liga Champions ini, pelatih Thomas Tuhel menjelaskan beberapa pemain Bayern Munichnya perlu “tersambung dengan inner child mereka” di Santiago Bernabeu, ingat mimpi saat kecil untuk bermain dalam laga semacam ini.

Di hari Rabu, Real Madrid memperlihatkan kenapa di persaingan ini, mereka ialah beberapa orang dewasa. Kemenangan come-back ini, menaklukkan Bayern 2-1 saat malam itu dan agregat 4-3 untuk maju ke final di Wembley pada 1 Juni, menjadikan enam performa final Liga Champions di dalam 11 musim.
Keberhasilan Madrid di Liga Champions, sering pada kondisi yang tidak tersangka, sudah jadi kegiatan rutin.

Tidak ada club — bahkan juga Bayern — yang bisa menyaingi sejarah dan riwayat 14 Piala Eropa yang dicapai Madrid. Tidak ada pelatih — bahkan juga Tuhel, yang memenangi persaingan ini bersama Chelsea dan kalah di final bersama Paris Saint-Germain — yang bisa menyaingi enam final Liga Champions bimbingan Carlo Ancelotti sebagai manager.
Dan tidak ada team yang dapat menyaingi Real Madrid saat hasilkan suatu hal yang tidak mungkin di saat yang terpenting. Ada gema di sini di tahun 2022 dan set mekanisme luruh yang melawan nalar yang membuat mereka hasilkan come-back kandang beruntun untuk singkirkan PSG, Chelsea dan Manchester City , yang sering jadi yang terbaik ke-2 .

Joselu bukanlah pahlawan kebangkitan Real Madrid di UCL

Maka saat gol Alphonso Davies di menit ke-68 membuat Bayern unggul 1-0 malam itu dan unggul agregat 3-2. Madrid tidak berserah. Mereka pernah kesini sebelumnya. Dengan Bernabeu yang sesak penuh — lebih bising dan mengagumkan semenjak dibuat lagi — membuat mereka semangat, mereka pilih Bayern.

Saat pemain cadangan Joselu , yang nikmati kebangunan cemerlang diakhir profesinya pada umur 34 tahun, membuat score jadi 1-1 di menit ke-8. hal tersebut bahkan juga tidak mengagetkan. Sudah pasti Madrid akan temukan triknya. Mereka selalu melakukan. Tiga menit selanjutnya, Joselu cetak lagi gol. Ini kali keceriaan simpatisan tuan-rumah sebelumnya sempat terlambat sesaat karena bendera offside, yang langsung diperbaiki oleh VAR.

Joselu ialah Madridista sepanjang umur. Akhir kali Madrid mainkan final Liga Champions, di Paris di tahun 2022, dia datang sebagai fans saat mereka menaklukkan Liverpool 1-0. Sekarang ia sudah cetak beberapa gol yang bawa Madrid kembali lagi ke final. Saat semprit akhir dibunyikan, sesudah 14 menit waktu tambahan yang mencekam. kawan-kawan segrupnya merengkuhnya satu demi satu, pemirsa meneriakkan namanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *