Brasil unjuk gigi melawan Kolombia. Brasil tunjukkan kemampuan menantang Kolombia, tapi apa itu akan bikin rugi mereka nanti?
Disokong oleh beberapa simpatisan setia mereka, Kolombia jadi team yang lebih bagus dalam hasil seimbang 1-1 dengan Brasil di hari Selasa yang akhiri babak group Copa America. Selecao nyaris mencetak kemenangan diakhir laga, saat Andreas Pereira melepas shooting dari pinggir tempat yang sukses dihalau oleh penjaga gawang Camilo Vargas. Tetapi, itu bisa menjadi ketidakadilan.
Di bawah hangatnya cahaya matahari Santa Clara, laga ini selalu hasilkan banyak panas dan beberapa momen ceria. Kompetisi sudah berkembang di antara kedua pihak yang, di depan pemirsa yang padati stadion, kemungkinan akan semakin makin tambah meluas. Kolombia ke lapangan dengan tempat mereka di perempat final telah terjaga dan, terkecuali ada fenomena matematika, begitupun Brasil. Ada argumen yang terang untuk istirahatkan pemain kunci, khususnya mereka yang nyaris terserang skorsing bila mendapatkan kartu kuning.
Itu ialah kasus yang tidak diacuhkan oleh ke-2 negara. Ke-2 team tidak mengendalikan diri dan Kolombia akan melesat ke perempat final tanpa pemain tengah kunci Jefferson Lerma. Tetapi, Brasil malah tampil tambah jelek. Mereka akan bermain tanpa Vinícius Júnior. Dan, menempati posisi teratas group sesudah hasil seimbang 1-1, Kolombia akan berjumpa dengan team surprise Copa Panama. Dalam pada itu, Brasil akan hadapi Uruguay yang lebih beresiko. Dan, dengan beberapa pemain Brasil yang perlu meredam pekikan “ole” yang berkelanjutan di set ke-2 dari beberapa fans Kolombia saat team mereka mengelus bola disekitaran lapangan, pertanyaan yang terang ada di pikiran: Apa semua itu sebanding?
Brasil unjuk gigi melawan Kolombia
Uruguay mempunyai waktu istirahat extra satu hari saat sebelum perempat final hari Sabtu. Jika dipikirkan, mungkin Brasil seharusnya istirahatkan beberapa pemain paling penting mereka — khususnya yang mendapatkan kartu kuning — dan tidak memberi banyak amunisi untuk Uruguay bimbingan Marcelo Bielsa?
Segi bagusnya ialah Brasil cetak gol pertama mereka segera dari sepakan bebas semenjak sepakan Phillippe Coutinho menantang. Korea Selatan pada November 2019. Dan mereka nyaris cetak gol ke-2 . Sesudah memberikan teamnya keunggulan awalnya dengan sepakan hebat melalui tembok pertahanan, Raphinha nyaris menambahkan gol ke-2 sesudah interval, melepas shooting silang melebar. Dan, sama seperti yang diperhitungkan, ia dan Vinicius di sayap mengakibatkan banyak permasalahan untuk bek sayap Kolombia. Vinicius mungkin kurang untung karena tidak memenangi penalti dari. Daniel Muñoz saat score masih 1-0, tapi tidak ada hasil akhir yang cukup. Ada saat saat minimnya striker tengah sejati jadi permasalahan. Dan sanjungan harus diberikan ke bek tengah. Kolombia, khususnya Davinson Sánchez yang banyak difitnah , yang kecepatannya penting saat Vinicius menggunting ke.