Final Liga Champions: PSG sebuah tim sekarang Xavi

Final Liga Champions: PSG sebuah tim sekarang Xavi

Final Liga Champions: PSG sebuah tim sekarang Xavi . Dasar perbincangan Liga Champions: Apa PSG sebuah team saat ini? Apa Xavi salah?
Perempat-final Liga Champions 2023-24 ditutup banyak sinetron, beradu penalti, dan beberapa gol cemerlang. Paris Saint-Germain kembali bangkit untuk menaklukkan Barcelona , ​​​​dan Borussia Dortmund lakukan come-back mereka sendiri untuk mengirimi Atlético Madrid beres-beres. Pada tempat lain, Manchester City dan Real Madrid harus jalani beradu penalti, di mana raksasa Spanyol itu singkirkan juara bertahan. Dan paling akhir, Bayern Munich memperlihatkan riwayat Eropanya dengan singkirkan Arsenal.

Di semi-final, kita akan menyaksikan PSG hadapi Dortmund dan Madrid hadapi Bayern, tetapi sebelumnya. Kami minta penulis ESPN Gab Marcotti, Mark Ogden, dan Julien Laurens untuk menjawab sejumlah pertanyaan menarik dari set ini.
Perolehan paling besar Luis Enrique selama ini pada musim pertama kalinya sebagai manager di PSG ialah jadikan team ini sebagai team yang pantas. PSG tidak lagi kelompok pribadi seperti sejumlah musim akhir. Ini ialah unit riil di mana tiap pemain bertanding keduanya, bermain untuk lencana, berusaha, dan dengarkan manager dan rekanan satu teamnya.

Bahkan juga Kylian Mbappé ikut juga gabung, walaupun kenyataannya ia akan pergi panas musim ini. Luis Enrique selalu memperjelas jika tidak ada bintang; Sudah pasti ada beberapa pemain penting, beberapa pimpinan dan beberapa orang penting, tetapi tidak ada hak spesial yang diberi, tidak ada status yang membandingkan pemain mana saja. Rasanya seperti sepanjang umur lain saat beberapa pemain PSG lakukan apa yang mereka harapkan tanpa resiko. Dan benar-benar, di jaman saat ini, Anda tidak dapat memenangi Liga Champions terkecuali Anda mempunyai mentalitas team. Tersebut yang terjadi musim ini. –Julien Laurens

Final Liga Champions: PSG sebuah tim sekarang Xavi


Ada beberapa argumen dan bisa dipermasalahkan apa yang terpenting ialah mangkirnya Lionel Messi , atau pengalaman dan kebijakan pelatih Luis Enrique. Messi ialah pemain yang keliru di saat yang keliru untuk PSG dan 2 tahun saat kedudukannya di club itu ibarat kembang api fantastis yang tidak berhasil — bagus untuk Messi atau project PSG. Tetapi tanpanya. Dan Neymar yang terlampau semangat . PSG sudah ambil jalan berlainan secara berpindah ke pemain muda berpotensi di bawah tuntunan Luis Enrique, yang sudah menyaksikan semua sebagai pemain dan pelatih.

PSG belum meraih tujuan akhir, sama seperti yang diperlihatkan oleh performa penyisihan group dan kekalahan putaran pertama menantang Barcelona . ​​​​Tetapi saat Mbappé tinggalkan Parc des Princes panas musim ini, mereka mengetahui jika bakat muda Bradley Barcola . Warren Zaïre-Emery dan Manuel Ugarte akan melakukan. memberikan mereka dasar untuk masa datang yang ceria. — Mark Ogden

Mungkin ada suatu hal dalam masalah ini. Karena mempunyai team yang berbasiskankan Neymar. Messi dan Mbappe di baris depan bermakna anggota team yang lain akan berusaha keras buat mereka. Dan datangkan pria seperti Luis Enrique — dengan semua kekurangan dan keunikannya — bermakna terima seorang yang menyukai lakukan suatu hal sama sesuai kemauannya dan siap keluar bila ia gagal.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *