Kemenangan Bayern Munich di Liga Champions . Kemenangan Bayern Munich di Liga Champions atas Arsenal tawarkan lajur penebusan untuk club, pelatih Thomas Tuhel, dan penyerang Harry Kane
Dalam pertandingan pembuka kemenangan Bayern Munich di perempat final Liga Champions atas Arsenal, kekuatiran raksasa Jerman itu kelihatan terang. Dengan team bimbingan Thomas Tuhel nampaknya terbelenggu oleh kesadaran jika kekalahan akan akhiri keinginan raih piala musim ini.
Lolosnya Bayern ke semi-final sesudah kemenangan 1-0 pada putaran kedua hari Rabu dan kemenangan agregat 3-2 terjadi cuma sekian hari sesudah Bayer Leverkusen memenangi Bundesliga secara menarik. Untuk Munich. Juara Liga Jerman di dalam 11 musim awalnya. Keberhasilan Leverkusen sebuah surprise untuk club yang sudah mendominasi sepak bola di Jerman sepanjang sejumlah dasawarsa.
Memimpin kepenguasaan bola pada awal putaran kedua perempat final. Arsenal kelihatan semakin nyaman walau team bimbingan Mikel Arteta relatif kurang pengalaman di tingkat ini. Tetapi bersamaan berjalannya laga. Kepercayaan Bayern jika musim yang penuh pergolakan selama ini dapat ditolong di menit kesebelas.
Ada situasi panas di Allianz Tempat yang sesak penuh dan laga didului atraksi kembang api yang sudah dilakukan oleh penggemar Bayern yang menyebar di semua Südkurve.
Support tuan-rumah Bavaria yang bising itu mungkin menolong bawa Jerman melalui garis finish. Dengan sedikit yang memisah kedua pihak dalam laga catur yang memikat tetapi taktis di antara Tuhel dari Bayern dan Mikel Arteta dari Arsenal.
Kemenangan itu, yang ditangkap lewat tandukan Joshua Kimmich di set ke-2 , sekarang membuat Bayern hadapi laga kelas berat Eropa menantang juara Piala Eropa 14 kali Real Madrid.
Tetapi apakah arti keberhasilan semalam untuk kepala pelatih petahana Tuhel, yang hendak pisah dengan club di akhir musim ini?
Kemenangan Bayern Munich di Liga Champions
Secara stabil digembar-gemborkan sebagai salah satunya pemikir sepak bola paling inovatif dan taktis yang memikat. Kepala pelatih Bayern ini sudah menyaksikan auranya perlahan-lahan tergerus sepanjang dua kedudukan managerial terakhir kalinya.
Di Chelsea. walau memenangkan Liga Champions di tahun 2021. Pria berumur 50 tahun itu dihentikan sesudah satu 1/2 tahun bekerja di Stamford Bridge susul awalan yang jelek pada musim 2022-23.
Yang memperumit permasalahan, walaupun pimpin Bayern mencetak kemenangan gelar secara menegangkan di hari paling akhir Bundesliga musim kemarin. Tuhel dikasih tahu di bulan Februari tahun ini jika dia akan diganti di akhir musim ini karena kemauan club untuk lakukan ” pengaturan kembali olahraga.”
Capai semi-final Liga Champions kemungkinan akan membuat lagi citra Tuhel antara tim-tim elit sepak bola. Hasilnya bahkan juga lebih mengagumkan bila disaksikan dalam kerangka perform Arsenal sekarang ini – team Arteta sudah memenangi 10 dari 12 laga terakhir kalinya di Liga Premier.
Walau sebelumnya sempat memimpin daerah. Arsenal sebelumnya tidak pernah betul-betul serang Bayern. Bahkan juga kegemerlapan balet kapten. The Gunners, Martin Ødegaard, tidak sanggup memberikan ancaman skema 4-1-4-1 yang cair dan tegas dari Tuhel.